Sabtu, 24 Mei 2014

Elegi Cintaku

Diary Unknown di Sabtu, Mei 24, 2014
      
        Satu hal yang tak bisa dan tak akan pernah aku lupakan dalam hidup ini, di tahun yang sama saat aku harus kehilangan sosok yang hangat yang membuat hari hariku riuh rendah, aku bertemu denganmu. Randy restianda. Pribadimu yang manis, hangat, dan baik membuatku jatuh cinta. Untuk pertama kalinya dalam hidupku. Jujur saja aku paling takut dengan rasa ini, membuatku tak bisa mengontrolnya, mendiktenya, atau melenyapkannya. Aku takut rasa ini, membuatku kehilangan akal dan selalu bergantung padamu. Karena itu aku selalu menghindarinya, menyembunyikannya, mengabaikannya hingga hilang dimakan waktu. 

         Aku selalu kehilangan akal karenamu. Marahku menjadi tangisku, sedihku menjadi tawaku, dan kebahagianmu segalanya untukku. Mamah mu, adalah segalanya untuk mu, duniamu, hidupmu, nyawamu. Aku tahu itu. Beliau berhak sepenuhnya atas dirimu saat ini. Tanpanya tentulah tiada dirimu, begitu pikirku. Bahkan disaat aku tahu mamah mu telah memberikanmu kesempatan untuk memilih gadis lain selain aku, yang lebih cantik, lebih baik, lebih kaya, lebih pintar, mapan, itu adalah haknya. Sepenuhnya. Aku tahu, kau begitu peduli padaku, menyayangiku, Tapi, bagiku kebahagiaan mamah mu juga kebahagianku. Segalanya. Restunya adalah restu ibuku, marahnya adalah marah ibuku, sedihnya adalah sedih ibuku. Beliau, meski aku belum mengenalnya adalah ibu yang harus kucintai dan kuhormati sama seperti ibuku.  

       Kamu, sibirung tulang yang selalu mengisi doa doa malamku, tahukah kamu?? Aku begitu mencintaimu. Mengharapkan kesuksesan mu lebih dari apapun. Namun, dibalik itu semua, aku masih ragu, tergugu dalam malam malam sendiriku, bertanya, apakah tawaku dan tawamu saat ini juga menjadi tawa si jantung hati? Mamah mu?? Karena aku tak bisa tetap bersanding dengamu, saat ini ataupun nanti tanpa restunya, kebahagiannya. 

          Kamu, manusia yang selalu membuatku renta dan rapuh. Saat saat ini, meski aku sangat marah padamu, aku tetap berdoa yang terbaik untukmu. Aku tahu aku salah, aku tahu aku egois, aku tahu aku begitu kekanakan, tapi bukankah semua orang jatuh cinta melakukannya? Menjadi begitu pemarah, egois, kekanakan ketika separuh nyawanya hendak dimiliki orang lain? Mataku mata seorang wanita, lebih tajam dari mata makhluk lainnya. Menelisik ke dalam hati tanpa batas, diam diam. Mataku mata seorang wanita yang jatuh hati, yang menjadi tajam karena diasah oleh sebungkus rindu dan segenggam hati, dalam perang batin di setiap hariku. Kamu, maafkan aku yang telah jatuh hati padamu, sepenuhnya. 

Jogja, 25052014

0 komentar:

Posting Komentar

 

DIARY KECIL Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea