Rasaku padamu seperti semilir angin di terik siang ini
Menyejukkan tapi juga menyesakkan paru paru ku yang besarnya tak seberapa
Rasaku padamu seperti air yang kuminum setiap haus melanda kerongkongan
Menyegarkan tapi juga mengaburkan bintil bintil kecil lidahku
Rasaku padamu seperti udara yang berada di sekitarku
Tak pernah habis meski kadang aku menghirupnya dengan rakus
Rasaku padamu seperti rambut-rambut lembut yang tumbuh di seluruh tubuhku
Sesekali tercabut mati tapi tak pernah berhenti bertumbuh
Rasaku padamu
Bukan hanya serangkaian kata kata tanpa makna
Karena dia hidup dan terus tumbuh
Merayapi aliran nadiku, membuatku merinding
Menggeliat dalan segumpal darah yang bernama hati
Memenuhinya dan melesakkan sejuta kata bernama rindu
Meski kita tak sedang bersama dan bertukar kata
Rasaku padamu
Seperti bumi ini
Hanya berhenti saat waktuNya menjemput