Senin, 31 Maret 2014

Puncak Suroloyo (Samigaluh, Kulonprogo, YK)

Diary Unknown di Senin, Maret 31, 2014 0 komentar
Naik naikk ke puncaak gunuung
tinggiii tinggiii sekali
Naik naikk ke Suroloyo
Tinggiii tinggi sekaliii 
≧ω≦

     Puncak Suroloyo. Yey! Akhirnya sebagai manusia Kulonprogo bisa juga mencicipi salah satu obyek wisata tertinggi di Jogja ini. Letaknya di desa Gerbosari Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta. Sebagai awal, si Kecil yang memulai perjalanan dari Jogja memakai jalur Jogja-Godean-Muntilan-Kalibawang-Dekso-Sendangsono-Gerbosari. Rute perjalanan ini, menurut si Kecil yang paling mudah diikuti dan yang paling cepat menuju ke Suroloyo. Lama perjalanan sekitar 2-3 jam dengan rute tempuh sekitar 60km. Jauuuuhhhh memang, tapi worth it! dengan keindahan pemandangan dari atas puncak Suroloyo. 

     Cerita punya cerita, si Kecil dan beberapa nekad traveller berniat pagi ini 31 Maret 2014 pukul 10.30WIB untuk mendaki puncak Suroloyo yang konon terkenal keindahannya. Perjalanan dari Jogja dimulai melewati Godean, pasar Godean masih lurruuuuuss terus kira-kira 20km, sampai ke perempatan Kenteng, ambil kiri ke arah Kalibawang lalu sobat masih luruusss terus kira kira 40 km (setelah melewati perempatan Dekso ke arah jalur alternatif Boro (Magelang)) sampai bertemu dengan obyek wisata Sendangsono. Dari obbyek wisata Sendangsono sobat si Kecil  bisa belok kiri untuk menuju ke puncak Suroloyo, atau berjalan lurus lagi kurang lebih 500m sampai bertemu pertigaan lalu belok kiri karena jalannya lebih halus. Dari situ jalanan pegunungan akan menghadang dan terus menanjak kuranglebih 15km sampai ke puncak Suroloyo. 

     Dan, DAMN!!!! ≧☉_☉≦ puncak ini emang nggak kalah kerennya sama Bukit Bintang Gunung Kidul yang menyajikan keindahan kota Jogja di malam hari. Bedanya, kalau dari puncak Suroloyo ini, nggak peduli pagi siang sore malem, tetep berkabut. Hehehehehe (─‿‿─)

     Mau masuk ke Suroloyo, ada retribusi nya juga. Kalau seorang 3K, kalau sepasang 7K. (Aneh kan? harusnya sepasang 6K yak?? (◑_◑)). Tapi, cerita punya cerita waktu si Kecil kesana si Kecil disuruh lewat aja. hahahaha #ngaciiirrr bookkk =-b jangan ditiru yak.. 

     Parkiran di puncak Suroloyo ini terbilang luas dan berharga 2K sekali parkir. Warungnya belum banyak sih, baru beberapa aja. Plus kamarmandi cuma 2 biji. 

     Icon puncak Suroloyo ini menurut si Kecil terletak pada patung para punggawa di area masuk Suroloo. Ada mas Semar, mas Gareng, mas Petruk, plus mas Bagong yang nyengiiir kuda lihat kami para nekad traveller yang ngosngosan sampe puncak. Gile bener buukkk tikungannya, ╯.╰

     Belum lagi untuk menuju gazebo puncaknya masih harus naik tangga kahyangan, yang tuingggiinyyyaaa wes ewes ewes, bikin kaki gemetaran. haseeeekkkkk.... yang sepasang bisa saling menarik pelan-pelan.. yang kebetulan dateng single kaya si Kecil balapan karung, eh naik tangga sama yang laen. hahahahaha #tawa miris ironis pliisss (╥﹏╥)

     Eng ing eeenggg... sampai di atas puncak. Beginilah keadaannyaaa...

   Jam menunjukkan pukul 14.00WIB dan para nekad traveller harus menghadap sang ilahi menunaikan kewajiban. Liat kanan kiri atas bawah (atas langit kali yak.. :P) kok tidak melihat mushola satu pun??!!! alhasil si Kecil pun tanya ibu-ibu warung bawah. Dan, ternyata musholanya di bawah! WHATTTTZZZ!!! ≧⁰,⁰≦ setelah naik naik ke puncak gunung, kita harus ngglinding gitu??!! huhuhuhuuuu

     Tapi, Ibu punya kantong Doraemonnn... (kacau ini ngarangnya >P<) sobat si Kecli bisa sewa tikar di ibu-ibu warung dan sholat di gazebo atas. Uhuuyyy!! nggak perlu ngglinding... ♪┏(・o・)┛♪┗ ( ・o・) ┓♪
┏ ( ) ┛♪┗ (・o・ ) ┓♪ 

     Tapi, malang tak dapat diraih para nekad traveller malah memutuskan untuk sholat di bawah juga sekalian pulang karena hari sudah mulai sore, hikz

     Dan syuuuutttt... kami pun meluncur ke mushola At-Taqwa yang nggak seberapa jauh dari puncak demi mendapatkan sholat yang khusyuk cegluk cegluk ngantuk (karena anginnyaa sepoi sepoii. hihihi) 

Berakhirlah perjalanan ke Suroloyo dengan bahagia tiada kurang suatu apa. HAPPY ENDING~~~ ----------------(\_/)
-(\(\----------(≧◡≦)
( =':')---<[:]|||||||[:]>
(..(")(")✿❀❁(")(")

Sebagai catatan, tempat wisata ini memancarkan pesonanya paling joss saat SUNRISE!. Kedua, karena tempat ini lokasinya lumayan jauh di pelosok gunung, pastikan motor dalam keadaan SUPER PRIMA, jalannya banyak tikungan tajam, kecil, dan menanjak. Ketiga, karena di Suroloyo masih sedikit sekali warung-warung penjual makanan, pastikan anda membawa bekal dan payung jikalau pergi di siang hari. Keempat, HATI-HATI DI JALAN DAN JANGAN LUPA BERDOA! \ (•◡•) /

Nb: maaf fotonya banyak yang menyusul... heehhehehe :P

Rabu, 26 Maret 2014

BEDAK DINGIN BERASTAGI ASTAGINA (BDBA)

Diary Unknown di Rabu, Maret 26, 2014 18 komentar
      Horee!! akhirnya sampai juga harapan dan hasrat terpendam si Kecil buat memulai #first stage review,
ヽ(´ー`)人(´∇`)人*dancing dancing dancing.  
      Kali ini si Kecil mau melaporkan berita tentang Bedak Dingin Berastagi Astagina, bbbrrrrr... t(>.
Pada suatu siang hari yang panas dan berkeringat, cakung (cuaca mendukung) yang membuat si Kecil dan beberapa manusia kepanasan di kosan tempat tinggal si Kecil bercerita tentang kondisi wajah masing-masing yang belakangan berjerawat dan kusam karena terkena debu, panas, dan polusi. Diantara mereka malah ada yang senyum-senyum melihat ke arah teman-temannya. Wajahnya keliatan paling kinclong diantara yang lain.

"Ribet amat cari penghilang jerawat mamen," katanya sambi ketawa.
"Ya gimana lagi, muka udah kayak jalan depan kampung gini, gronjal gronjal *tidak rata. Nek nggak dibersihin tambah ngeri ngko," sahut si Kecil sambil kipas kipas, kepanasan. 
"Iya, emang kamu, muka udah kinclong gitu. Rasah bingung," sahut yang lain sambil bermuka melas
"Hahahaaa, ini ada rahasianya kawan. Gini Ceritanya,.." *lanjuuut mang
 
      Tersebutlah sobat si Kecil yang berasal dari pulau seberang *Sumatra bercerita tentang keluarganya yang mayoritas cewek dan sebuah pusaka keluarga bernama Bedak Dingin Berastagi Astagina.
     Konon kabarnya dari negeri Sumatra sana tempat bedak ini diperjualbelikan dengan sangat bebas dan terjangkau, bahwasanya BDBA ini sangat cocok untuk kulit wajah orang Indonesia, karena terbuat dari bahan-bahan alami dan khasiatnya cespleng di wajah. Bahkan kata sobat si Kecil bedak ini sudah dipakai turun temurun di keluarganya, jadilah wajah mereka muluuusss muuluuss tanpa jerawat, tanpa keriput, dan bening. (⊙.⊙(☉_☉)⊙.⊙) *damn! (kenapa si Kecil nggak tau dari dulu ya??!! *pukulin gelas)
     Jadilah tanpa babibu lagi, setelah beberapa minggu memohon, meminta, dan menangis, atas permintaan penduduk kosan yang begitu depresi mencari obat jerawat, sobat si Kecilpun meminta tolong mamaknya mengirimkan oleh-oleh pusaka keluarga itu ke Jogja. Seminggu kemudian, begitu kiriman BDBA dan rendang sobat si Kecil yang asalnya dari negeri Jambi datang, satu kosan langsung minta jatah *hloh hahahaa.  
      BDBA ini bungkusnya sederhana sekali nggak seperti bungkus masker jaman sekarang yang warna warni, didominasi warna coklat kayu dan coklat muda dengan tulisan Bedak Dingin Berastagi Astagina. 


Didalam boksnya, sobat si Kecil akan nemuin bungkus plastik lagi yang isinya bola bola bedak dingin yang warnanya kuning-kuning kecil. 
  

Isi bola bola bedak dingin ini banyak lo sista, (>‿◠)✌ jadi kalian nggak  perlu khawatir cepet kehabisan. si Kecil aja pakai satu boks untuk satu bulan lebih *besar kecil muka nggak pengaruh lho ya ~fufufufu :P

Gini nih bentuk bola bola budek dinginnya, 

      Pemakaiannya juga nggak ribet dan makan waktu lama, sama persis kaya  pemakaian masker bubuk pada umumnya. Tinggal dicelupin ke dalam wadah yang isinya air terus dipijit pijit sampai hancur semuanya. Kalau udah gitu, tinggal dibuat maskeran deh. Mudah kan! (≧◡≦)
Tentang khasiat, sudah dipastikan bisa dipercaya. Si Kecil udah pegang pegang wajah sobat si Kecil yang konon katanya udah memakai produk ini turun temurun, dan memang muluuss. *jorok yak Ж-b
Sekalian promosi, harga BDBA ini juga murah aja, 1 boks cuma 7000 rupiah aja. Karena belum pernah liatada yang jual di Jogja *setau si Kecil, yang mau pesen bisa kirim komentar di blog "Diary Kecil" ini. 
(>‿♥)

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
BEDAK DINGIN BERASTAGI cap ASTAGINA

Komposisi Bahan bedak ini sederhana, dengan bahan baku utamanya adalah beras, dimana banyak terdapat kandungan vitamin B dan Tiamin, sehingga mampu mempertahankan kelembaban dan kesegaran kulit disaat matahari siang sangat terik menyengat.

Proses pembuatannya juga sangat sederhana sekali
  • Rendam beras yang akan diolah dalam air selama semalam, kemudian air diganti dan direndam lagi selama 24 jam. Setelah beras hancur apabila ditekan, lalu ditiriskan dan diperas hingga airnya benar-benar kering.
  • Tepung beras yang sudah hancur dicampur dengan rempah-rempah khas Banjar (ex bangsoye dan babakan),kemudian dihaluskan
  • Untuk aroma yang harum dan segar digunakan babanyun
  • Tambahkan kulit kayu bangkal sebagai pewarna alami,dimana kulit kayu ini sekaligus sebagai pewangi ekstra
  • Setelah semua bahan tercampur,dibentuk bulat kecil-kecil,kira-kira sebesar biji kelengkeng). Sebaiknya dilakukan pada malam hari, supaya keesokan harinya bisa langsung dijemur dan ditutupi kain tipis.Hal ini dilakukan supaya bedak tidak pecah-pecah (sumber:http://mprimadona.wordpress.com/)
SO, LETS BACK TO NATURE!



Selasa, 25 Maret 2014

Memang Jodoh

Diary Unknown di Selasa, Maret 25, 2014 0 komentar


Ketika dua mata bertemu dan mengerling manja,
Ketika dua hati berdetak lebih cepat dan menyisakan jejak jejak kehidupan lain,
Ketika kedua pemilik bibir mengulas senyuman tiada akhir, 
Ketika tingkah keduanya terlihat bodoh bagi sebagian orang,
itu saat ketika aku jatuh cinta padamu

Ketika kedua bola mata itu begitu merayu membelah kalbu,
Ketika hati jadi begitu sakit merindu sosokmu,
Ketika senyuman hanya terulas saat bertemu raga,
Ketika dunia terasa begitu gemerlap seperti bintang gemintang di langit malam,
itu saat aku jatuh cinta padamu

Bahkan,
Ketika kedua mata itu tak berseri lagi,
Ketika hati tak lagi berdetak riang,
Ketika senyum itu mengandung duka,
Ketika tingkah lucu itu menghilang ditelan kelamnya malam,
itu tetap saat aku jatuh cinta padamu

Jodohku, seperti lautan yang tak pernah terus menerjang menghantam, adakalanya tenang dan terang membelah kedalamannya, memperlihatkan surga dunianya
Jodohku, seperti langit yang penuh awan berarak, kadang putih berseri, lembut, mengundang imaji, tapi kadang juga gelap, kelabu, penuh bahaya
Jodohku, seperti tanah yang coklat pekat, menumbuhkan beragam kemerlap warna warni bunga mengundang decak dalam hati, tapi juga bisa retak, merekah, pecah
Jodohku, seperti dunia ku dan duniamu
Tak pernah benar-benar tenang, tapi juga tidak benar benar berbadai

Berat ringan, sulit mudah, gelap terang,
begitu tunjukkan keindahan hakiki
Itulah jodohku...
Aku dan kamu

(Memang Jodoh-aku dan kamu)



Jumat, 21 Maret 2014

SeHat (Sepenggal Hati)

Diary Unknown di Jumat, Maret 21, 2014 0 komentar

Sepengggal Hati yang kupunya,
Kecil, rapuh, merah

Sepenggal Hati yang kupunya,
tak ubahnya debu di udara kota
terbang laksana angin sepoi di musim semi
menimbulkan setitik noda di tubuh
Kecil, rapuh, merah

Sepenggal Hati yang kupunya,
tak mudah berubah, tak mudah redup
meski hujan terus menerpa, mencoba peruntungannya
atau badai yang terus mengamuk menarikan tarian ketakutan
waktu demi waktu

Karena Sepenggal Hati yang kupunya
sudah dikunci sebuah nama
yang menjaganya tetap kecil, rapuh, dan merah

Sepenggal Hati yang kupunya, akan kujaga dan kuwarnai
dengan bunga-bunga nirwana dan batu batu surga
sampai sang waktu tiba
untuk pemiliknya


(Dia)





 
 

Selasa, 18 Maret 2014

"Matahari Bulan Bintang"

Diary Unknown di Selasa, Maret 18, 2014 0 komentar


Matahariku,
Ketika Sinar itu hilang, hilanglah juga cahaya sang Bulan
Melepas sukmanya ke awang-awang, tinggalkan raga tak bernyawa
Hilang sudah detak dalam jantungnya, berganti nada nada tanpa suara
Dan sang Bintang hanya merengkuh Bulan syahdu dalam sinarnya yang kecil, mungil

Matahariku,
Ketika Hangatmu lenyap, hanya dingin yang menyapa sang Bulan
Pekat oleh gelap, sunyi oleh suara
Mengantar Sang Bulan pada detik detik kematiannya sendiri
Tak berdaya, seolah menyerah oleh si Kejam, sang waktu
Sementara sang Bintang hanya terdiam di tempatnya
Mencoba menghangatkan hati Bulan yang beku dan nestapa

Matahariku,
Oh... Matahariku... Ratap sang Bulan
Hancur luluhkah sukmamu? 
Meninggalkan kami sendiri, meneruskan sinarmu yang terang, hangatmu yang lekat
Padahal bersinar saja kami tak mampu?

Matahariku,
Rindu kami menyapu setiap kata yang terucap
Merinduimu,

Tapi Matahariku, 
Sang waktu tak pernah kompromi, 
Memaksa Bulan dan Bintang agar tetap hidup, menyalakan sinarnya yang paling terang
Membuat pekat malam jadi terang, Membuat kesunyian jadi ramai oleh hiruk pikuk makhluk malam
Membuat pekat malam tak lagi menakutkan,

Ya, Matahariku..
Kami akan terus hidup
Hingga sukma lepas, dan suara tak lagi bernada
Karena malam masih membutuhkan kami..
Karena dunia ini masih harus kami terangi



(Ayah, Ibu, dan para Bintang)
 

DIARY KECIL Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea